
Jаkаrtа – Adа jаm-jаm tеrtеntu уаng dіѕеbut hеbаt wаktu tеrbаіk bеrjеmur. Jаdі jаngаn аѕаl. Cеk реnjеlаѕаnnуа untuk mеndараt vіtаmіn D.
Berjemur di bawah sinar matahari merupakan salah satu cara paling alami dan efektif untuk mendapatkan vitamin D, yang sangat penting untuk kesehatan tulang, imunitas tubuh, hingga keseimbangan hormon. Namun, tidak sedikit orang yang masih sembarangan dalam memilih waktu berjemur.
Ada yang berjemur pagi sekali ketika matahari baru muncul, ada pula yang melakukannya di siang bolong ketika panasnya menyengat. Padahal, waktu berjemur yang tepat sangat menentukan efektivitas tubuh dalam menyerap vitamin D dari sinar ultraviolet B (UVB). Jika dilakukan di waktu yang tidak tepat, proses sintesis vitamin D bisa tidak maksimal, atau malah berisiko membahayakan kulit.
Penelitian menunjukkan bahwa waktu terbaik untuk berjemur adalah sekitar pukul 09.00 hingga 10.00 pagi. Pada jam tersebut, sinar matahari masih mengandung UVB dalam kadar yang cukup tinggi, namun belum terlalu terik sehingga risiko kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet A (UVA) relatif rendah.
Baca : Bocoran Standar Umkm Dapat Garap Tambang
Berjemur selama 10 hingga 20 menit tanpa menggunakan tabir surya di bagian tubuh yang cukup luas seperti lengan, kaki, dan wajah sudah cukup untuk menghasilkan vitamin D harian yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun durasi ini tetap perlu disesuaikan dengan warna kulit, lokasi geografis, hingga musim. Semakin gelap warna kulit seseorang, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang sama dibandingkan dengan mereka yang berkulit terang.
Risiko Berjemur di Waktu yang Salah dan Cara Mengoptimalkannya
Berjemur terlalu pagi, misalnya sebelum jam 08.00, memang terasa nyaman karena sinarnya belum terlalu panas. Tapi faktanya, sinar UVB yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi vitamin D belum tersedia dalam jumlah signifikan di waktu tersebut. Akibatnya, meski kita sudah berjemur selama setengah jam pun, hasilnya bisa nihil. Di sisi lain, berjemur terlalu siang, seperti di atas pukul 11.00, justru bisa meningkatkan risiko kerusakan kulit akibat paparan sinar UVA dan UVB secara berlebihan. Jika dilakukan terus-menerus tanpa perlindungan, kebiasaan ini dapat memicu penuaan dini, bintik hitam, hingga kanker kulit. Maka dari itu, penting untuk berjemur pada jam yang tepat dan dalam durasi yang wajar.
Agar manfaat berjemur bisa maksimal dan aman, hindari menggunakan tabir surya di awal waktu berjemur, namun segera gunakan pelindung setelah durasi yang dianjurkan tercapai. Gunakan juga pakaian terbuka namun tetap sopan agar sinar matahari bisa menjangkau area kulit lebih luas. Selain itu, pastikan untuk tetap menjaga hidrasi tubuh karena paparan sinar matahari dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Bagi orang yang tinggal di wilayah tropis seperti Indonesia, sebetulnya tidak sulit mendapatkan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. Namun karena rutinitas harian dan gaya hidup yang lebih banyak dilakukan di dalam ruangan, banyak orang mengalami defisiensi vitamin D tanpa disadari. Oleh sebab itu, menjadikan berjemur sebagai kebiasaan pagi yang teratur bisa menjadi langkah sederhana namun berdampak besar untuk kesehatan jangka panjang.
Dengan memahami waktu terbaik untuk berjemur dan cara melakukannya dengan benar, kita bisa mendapatkan manfaat maksimal dari vitamin D tanpa harus menghadapi risiko kulit terbakar atau kerusakan lainnya. Jadi, jangan asal berjemur. Luangkan waktu di pagi hari dan biarkan sinar matahari memberi tubuhmu energi alami yang dibutuhkan setiap hari.